Ada promo Lebaran, Masyarakat diimbau tidak belanja impulsif

Yogyakarta – Akhmad Akbar Susamto, seorang dosen dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Di Universitas Gadjah Mada (UGM), mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan menjelang lebaran. Hal ini penting agar tidak terjebak dalam pembelian impulsif karena banyaknya promosi dan diskon yang ditawarkan.

“Tidak baik berbelanja saat kita merasa lapar, baik secara fisik maupun mental. Mencari promosi itu sah-sah saja, tetapi jika tidak diperlukan, kenapa harus membeli?” kata Akbar saat memberi keterangan di Yogyakarta pada hari Sabtu.

Akbar juga mengungkapkan bahwa kemudahan dalam transaksi digital serta layanan paylater semakin membuat orang terbiasa untuk berbelanja berlebihan. Ia menjelaskan bahwa banyak orang yang tertarik dengan promosi tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya mereka butuhkan, sehingga pengeluaran mereka meningkat.

“Adalah penting untuk benar-benar memikirkan barang apa yang akan kita beli serta dari mana sumber dana kita,” tegasnya.

Dia merekomendasikan agar masyarakat membuat daftar barang sebelum berbelanja dan mengurutkannya menurut tingkat urgensi, dengan membedakan antara kebutuhan yang sangat penting dan yang bisa ditunda.

“Sebelum kita menetapkan anggaran, kita perlu menentukan mana kebutuhan yang mendesak dan mana yang tidak. Selanjutnya, urutkan kebutuhan tersebut dari yang harus dibeli hingga yang bisa ditunda,” katanya.

Selain itu, Akbar juga mengingatkan bahwa perayaan lebaran seharusnya tidak dijadikan alasan untuk menghabiskan tabungan hanya untuk memenuhi keinginan belanja.

Ia mengajak masyarakat untuk cerdas dalam mengalokasikan anggaran, termasuk untuk kebutuhan sosial seperti memberikan sedekah.

“Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk hal-hal yang kurang mendesak, padahal tabungan itu sudah kita siapkan jauh-jauh hari untuk hal-hal yang lebih penting, yang mendesak, dan darurat,” jelasnya.

Akbar juga menekankan perlunya menggunakan tunjangan hari raya (THR) dengan bijak agar tidak mengganggu kondisi finansial setelah lebaran.

“Jangan sampai kita menghabiskan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak, karena THR seharusnya digunakan sebagai tunjangan untuk merayakan lebaran. Jadi, penting untuk berhati-hati dalam merencanakan keuangan,” ujarnya.